Senin, 02 November 2015

Sejarah Bandung Lautan Api


Sejarah Singkat Bandung Lautan Api [24 maret 1946]

ada yg masih inget ?

sebuah semangat nasionalisme yg luar biasa….


============================


Sejarah Singkat Bandung Lautan Api


Suatu hari di Bulan Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar

200.000penduduk mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda

mereka,

meninggalkan kota menuju pegunungan di selatan. Beberapa tahun kemudian,

lagu “Halo Halo Bandung” ditulis untuk melambangkan emosi mereka, seiring

janji akan kembali ke kota tercinta, yang sekarang telah menjadi lautan api.


*Setelah Proklamasi*

Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Kemerdekaan

harus dicapai sedikit demi sedikit melalui perjuangan rakyat yang rela

mengorbankan segalanya. Setelah Jepang kalah, tentara Inggris datang untuk

melucuti tentara Jepang. Mereka berkomplot dengan Belanda dan memperalat

Jepang untuk menjajah kembali Indonesia. Jejak Perjuangan “Bandung Lautan

Api” membawa kita menelusuri kembali berbagai kejadian di Bandung yang

berpuncak pada suatu malam mencekam, saat penduduk melarikan diri,

mengungsi, di tengah kobaran api dan tembakan musuh.Sebuah kisah tentang

harapan, keberanian dan kasih sayang. Sebuah cerita dari para pejuang kita


Berita pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dari Jakarta diterima di

Bandung melalui Kantor Berita DOMEI pada hari Jumat pagi, 17 Agustus 1945.

Esoknya, 18 Agustus 1945, cetakan teks tersebut telah tersebar. Dicetak

dengan tinta merah oleh Percetakan Siliwangi. Di Gedung DENIS, Jalan Braga

(sekarang Gedung Bank Jabar), terjadi insiden perobekan warna biru bendera

Belanda, sehingga warnanya tinggal merah dan putih menjadi bendera

Indonesia. Perobekan dengan bayonet tersebut dilakukan oleh seorang pemuda

Indonesia bernama Mohammad Endang Karmas, dibantu oleh Moeljono.


Tanggal 27 Agustus 1945, dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), disusul oleh

terbentuknya Laskar Wanita Indonesia (LASWI) pada tanggal 12 Oktober 1945.

Jumlah anggotanya 300 orang, terdiri dari bagian pasukan tempur, Palang

Merah, penyelidikan dan perbekalan.

Peristiwa yang memperburuk keadaan terjadi pada tanggal 25 November 1945.

Selain menghadapi serangan musuh, rakyat menghadapi banjir besar meluapnya

Sungai Cikapundung. Ratusan korban terbawa hanyut dan ribuan penduduk

kehilangan tempat tinggal. Keadaan ini dimanfaatkan musuh untuk menyerang

rakyat yang tengah menghadapi musibah.


Berbagai tekanan dan serangan terus dilakukan oleh pihak Inggris dan

Belanda. Tanggal 5 Desember 1945, beberapa pesawat terbang Inggris membom

daerah Lengkong Besar. Pada tanggal 21 Desember 1945, pihak Inggris

menjatuhkan bom dan rentetan tembakan membabi buta di Cicadas. Korban makin

banyak berjatuhan.


Ultimatum agar Tentara Republik Indonesia (TRI) meninggalkan kota dan

rakyat, melahirkan politik “bumihangus”. Rakyat tidak rela Kota Bandung

dimafaatkan oleh musuh. Mereka mengungsi ke arah selatan bersama para

pejuang. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah

Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan

perjuangan, pada tanggal 24 Maret 1946.


Kolonel Abdul Haris Nasution selaku Komandan Divisi III, mengumumkan hasil

musyawarah tersebut dan memerintahkan untuk meninggalkan Kota Bandung. Hari

itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan

kota. Malam itu pembakaran kota berlangsung besar-besaran. Api menyala dari

masing-masing rumah penduduk yang membakar tempat tinggal dan harta

bendanya, kemudian makin lama menjadi gelombang api yang besar. Setelah

tengah malam kota telah kosong dan hanya meninggalkan puing-puing rumah yang

masih menyala.


Pembumihangusan Bandung tersebut merupakan tindakan yang tepat, karena

kekuatan TRI tidak akan sanggup melawan pihak musuh yang berkekuatan besar.

Selanjutnya TRI melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung.

Peristiwa ini melahirkan lagu “Halo-Halo Bandung” yang bersemangat membakar

daya juang rakyat Indonesia.


https://paramadina.wordpress.com/2007/03/04/sejarah-singkat-bandung-lautan-api-24-maret-1946/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar