Kawah Putih
Posted: September 11, 2009 in cerita, Knowledge, sejarahTags: badnung, belerang, ciwidey, domba lukutan, Eyang Barabak, Eyang BAskom, Eyang Camat, Eyang Jaga Satru, Eyang Jambrong, Eyang Ngabai, Eyang Rongga Sadena, gunung, junghuhn, kawah putih, Kenzanka Gokoya, lava, legenda, pak tua, patua, patuha, Perhutani, puncak kapuk, selatan, soreang, Zwavel Ontgining
Wilayah Kabupaten Bandung memiliki
banyak tempat wisata yang menawarkan pemandangan yang indah beserta
legenda-legenda yang menarik. Salah satunya adalah Kecamatan Ciwidey
yang berada di selatan Kabupaten Bandung. Di kawasan ini terdapat satu
objek wisata yang menarik yaitu Kawah Putih.
Kawah Putih adalah sebuah danau kawah
dari Gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut
dengan suhu antara 8-22°C. Di puncak Gunung Patuha itulah terdapat Kawah
Saat, saat berarti surut dalam Bahasa Sunda, yang berada di bagian
barat dan di bawahnya Kawah Putih dengan ketinggian 2.194 meter di atas
permukaan laut. Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan yang terjadi
pada sekitar abad X dan XII silam. Kawah Putih ini terletak sekitar 46
km dari Kota Bandung atau 35 km dari ibukota Kabupaten Bandung, Soreang,
menuju Ciwidey.
Legenda Kawah Putih
Gunung Patuha konon berasal dari nama Pak
Tua atau ”Patua”. Masyarakat setempat sering menyebutnya dengan Gunung
Sepuh. Dahulu masyarakat setempat menganggap kawasan Gunung Patuha dan
Kawah Putih ini sebagai daerah yang angker, tidak seorang pun yang
berani menjamah atau menuju ke sana. Konon karena angkernya, burung pun
yang terbang melintas di atas kawah akan mati.
Misteri
keindahan danau Kawah Putih baru terungkap pada tahun 1837 oleh seorang
peneliti botanis Belanda kelahiran Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn
(1809-1864) yang melakukan penelitian di kawasan ini. Sebagai seorang
ilmuwan, Junghuhn tidak mempercayai begitu saja cerita masyarakat
setempat. Saat ia melakukan perjalanan penelitiannya menembus hutan
belantara Gunung Patuha, akhirnya ia menemukan sebuah danau kawah yang
indah.
Sebagaimana halnya sebuah kawah gunung,
dari dalam danau keluar semburan aliran lava belerang beserta gas dan
baunya yang menusuk hidung. Dari hal tersebut terungkap bahwa kandungan
belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan burung enggan untuk
terbang melintas di atas permukaan danau Kawah Putih.
Karena kandungan belerang di danau kawah
tersebut sangat tinggi, pada zaman pemerintahan Belanda sempat dibangun
pabrik belerang dengan nama Zwavel Ontgining ‘Kawah Putih’. Kemudian
pada zaman Jepang, usaha tersebut dilanjutkan dengan nama Kawah Putih
Kenzanka Gokoya Ciwidey yang langsung berada di bawah penguasaan militer
Jepang.
Di sekitar kawasan Kawah Putih terdapat
beberapa makam leluhur, antara lain makam Eyang Jaga Satru, Eyang Rongga
Sadena, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan
Eyang Jambrong. Salah satu puncak Gunung Patuha yakni Puncak Kapuk,
konon merupakan tempat pertemuan para leluhur yang dipimpin oleh Eyang
Jaga Satru. Konon, di tempat ini terkadang secara gaib terlihat
sekumpulan domba berbulu putih yang oleh masyarakat disebut domba
lukutan.
sumber: https://rosmellix.wordpress.com/2009/09/11/kawah-putih/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar